Jumat, 26 September 2014
Jumat, 19 September 2014
Sel Volta
SEL VOLTA
29 Votes
Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik. Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus listrik.
Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda(electrode positif).
Rangkaian Sel Galvani
sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:- voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.
- jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan.
- anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng (zink electrode).
- katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang bertindak sebagai katoda adalah elektroda Cu/tembaga (copper electrode).
Proses dalam Sel Galvani
Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.- Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
- Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
- Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Sel Volta dalam kehidupan sehari – hari :
1. Sel Kering (Sel Leclanche)
Persamaan reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e ” Mn2O3 + H2O
Anode : Zn ” Zn2+ + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn ” Mn2O3 + H2O + Zn2
2. Sel Aki
Anode : Pb + SO4 2- ” PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e ” PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ ” 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi Pengisian aki :
2PbSO4 + 2H2O ” Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) ” Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e ” 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) ” Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V
4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)
Sel Nikad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali
(rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3
(pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat
balik :
NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O → 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2
5. Sel Bahan Bakar
Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi – pereaksinya
(oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode
berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida
dan elektrolit KOH.
Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) → 4H2O(l) + 4e
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 → 2H2O(l)
2PbSO4 + 2H2O ” Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+
3. Sel Perak Oksida
Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) ” Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e ” 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) ” Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V
4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)
Sel Nikad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali
(rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3
(pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat
balik :NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O → 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2
5. Sel Bahan Bakar
Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi – pereaksinya
(oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode
berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida
dan elektrolit KOH.Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) → 4H2O(l) + 4e
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 → 2H2O(l)
Alternatif menyetarakan Reaksi Redoks
Cara Alternatif Menyetarakan Reaksi Redoks
Posted on by Urip Kalteng
Memang tujuan utama dalam penyetaraan reaksi redoks adalah menyamakan, atom dan muatan yang terlibat dalam reaksi redoks. Apapun caranya boleh-boleh saja dalam upaya menyetarakan itu.
Untuk metode yang sudah umum di sini tidak dibahas.
METODE SETENGAH REAKSI YANG DIMODIFIKASI
Metode setengah reaksi yang dimodifikasi seperti bahasan yang ditulis Sukisman Putardi, UNY. Bisa dilihat artikelnya berikut “Modifikasi Metode Setengah Reaksi untuk Menyetarakan Reaksi pada Pembelajaran Konsep Reaksi Redoks dan Elektrokimia di SMA” kemudian simak bahasannya mulai halaman 105. Cara ini dikatakan merupakan cara (relatif) mudah untuk menyetarakan reaksi redoks meskipun masih perlu dilakukan pembuktian di lapangan.
Modifikasi ini ditulis oleh Pak Sukisman Putardi dengan memodifikasi bagian penyamaan jumlah atom O (oksigen) dengan menambahkan ion OH- dan menambahkan ion H+ pada ruas yang kekurangan atom H. Hal ini dilakukan tanpa perlu memperhatikan suasana reaksi berlangsung dalam suasana apapun (asam, basa, atau netral untuk sementara tidak diperdulikan). Harapannya siswa tidak dipusingkan terlalu banyak aturan. Kemudian pada tahap akhir baru dilakukan penyesuaian suasana, jika reaksi redoks berlangsung dalam suasana asam maka kedua ruas pada tahap akhir ini ditambahkan ion H+, kalau berlangsung dalam suasana basa kedua ruas ditambahkan ion OH-.
Contoh penerapannya penyetaraan reaksi redoks Bi2O3 + ClO– → BiO3– + Cl– dengan metode setengah reaksi yang dimodifikasi dapat dilihat atau diunduh dari pranala ini.
METODE KOMBINASI (BILOKS DAN SETENGAH REAKSI)
Metode ini adalah metode setengah reaksi tetapi pada proses penyetaraannya hanya memperhatikan atom yang mengalami perubahan bilangan oksidasi (biloks) saja.
Tahapan penyataraannya adalah sebagai berikut:
- Menentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dan memasangkan sebagai dua persamaan setengah reaksi
- Menyamakan jumlah elektron yang dilepas dan yang diterima dengan mengalikannya dengan bilangan bulat yang sesuai jika diperlukan
- Menyamakan jumlah unsur yang terlibat sesuai persamaan reaksi semula dengan mengalikannya dengan bilangan bulat yang sesuai
- Menjumlahkan semua spesi yang ada pada ruas yang bersesuaian
- Menyesuaikan setiap zat yang terlibat seperti dalam reaksi semula.
- Untuk reaksi berlangsung dalam suasana basa pada ruas yang kelebihan O tambahkan H2O sebanyak lebihnya jumlah O–nya kemudian setarakan jumlah H dengan menambahkan OH- pada ruas lainnya.
- Untuk reaksi berlangsung dalam suasana asam pada ruas yang kekurangan O tambahkan H2O sebanyak kekurangan jumlah O–nya kemudian setarakan jumlah H dengan menambahkan H+ pada ruas yang lainnya.
Setarakan reaksi
- Bi2O3 + ClO– → BiO3– + Cl– (lihat cara penyelesaiaannya atau download dari ini)
- As2S5 + HNO3 → H3AsO4 + H2SO4 + NO2 + H2O (lihat cara penyelesaiaannya atau download dari ini)
Cara Sederhana Menyetarakan reaksi redoks
Cara Mudah Menyetarakan Persamaan Reaksi Redoks
Posted on by Urip Kalteng
Jika metode setengah reaksi adalah dengan menambahkan H2O pada ruas atau sisi yang kekurangan O. Pada metode setengah reaksi yang dimodifikasi ini adalah dengan menambahkan ion OH– untuk sisi yang kekurangan atom O, apapun suasana reaksinya. Urusan suasana akan disesuaikan pada tahap akhir penyetaraan. Pada metode ini tidak memerlukan perhitungan bilangan oksidasi yang untuk sebagian siswa ini kadang merasa menyulitkannya.
Adapun langkah-langkah atau tahapan penyetaraannya adalah sebagai berikut:
- Membagi reaksi menjadi 2 bagian setengah reaksi, kumpulkan spesi-spesi yang memiliki kesamaan atom (kecuali O dan H tidak perlu untuk diperhatikan). Diperbolehkan menambahkan zat yang sama pada dua bagian setengah reaksi jika diperlukan.
- Menyetarakan jumlah atom selain atom O dan H
- Menyetarakan jumlah atom O dengan menambahkan OH- untuk sisi yang kekurangan O dalam suasana apapun, dan menyetarakan jumlah atom H dengan menambahkan H+ untuk sisi yang kekurangan H
- Menyetarakan jumlah muatan dengan menambahkan e–,
- Bila perlu mengalikan setiap setengah reaksi dengan bilangan bulat agar elektron yang dilepas sama dengan yang diterima. Ingat reaksi redoks kan reaksi serah terima elektron.
- Menjumlahkan kedua setengah reaksi, dan menuliskan sisa selisih jika dijumpai spesi sama yang ada di ruas kiri dan ruas kanan
- Menambahkan H+ atau OH– (sesuai dengan suasana yang diminta) jika diperlukan
- Jika pada satu ruas terdapat ion H+ dan juga OH– maka perlu mengonversinya jadi molekul H2O
- Memastikan jumlah atom dan muatan sudah setara.
Na2Cr2O7 + SnI2 + HI → CrI3 + SnI4 + NaI + H2O
- Pisahkan reaksi menjadi 2 setengah reaksi, pastikan senyawa yang berpasangan itu memiliki kesamaan atom (kecuali O dan H)
Na2Cr2O7 + HI → CrI3 + NaI + H2O
SnI2 → SnI4 …. (bagian ini pasti akan bermasalah karena jumlah I tidak akan pernah sama kalau kondisinya begitu. Oleh karena itu boleh “diakali” dengan menambahkan HI juga pada ruas kiri. Mengapa dipilih HI , karena ini yang paling mungkin). Sehingga penulisannya menjadi seperti di bawah ini.
SnI2 → SnI4 …. (bagian ini pasti akan bermasalah karena jumlah I tidak akan pernah sama kalau kondisinya begitu. Oleh karena itu boleh “diakali” dengan menambahkan HI juga pada ruas kiri. Mengapa dipilih HI , karena ini yang paling mungkin). Sehingga penulisannya menjadi seperti di bawah ini.
Na2Cr2O7 + HI → CrI3 + NaI + H2O
SnI2 + HI → SnI4
SnI2 + HI → SnI4
- Setarakan jumlah atom (selain O dan H) yang ada di ruas kanan dan kiri
Na2Cr2O7 + 8HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O
SnI2 + 2HI → SnI4
SnI2 + 2HI → SnI4
- Setarakan jumlah atom O dan H yang ada di ruas kanan dan kiri
Menyetarakan atom O adalah dengan menambahkan OH- pada ruas yang kekurangan atom O
Menyetarakan atom H adalah dengan menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan atom H
Menyetarakan atom H adalah dengan menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan atom H
Na2Cr2O7 + 8HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+
- Setarakan muatan ruas kiri dan kanan dengan menambahkan e- pada ruas yang lebih positif
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
- Samakan jumlah elektron yang dilepas dengan yang diterima
|x1| Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
|x3| SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
|x3| SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ + 6e–
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ + 6e–
- Jumlahkan spesi (molekul, ion, elektron) yang berada pada ruas yang sama dari kedua reaksi, dan tuliskan sisa hasil selisih untuk spesi yang ada pada kedua ruas
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ + 6e– +
====================================================================
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+ + 6e–
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ + 6e– +
====================================================================
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+ + 6e–
Tuliskan sisa hasil selisih untuk spesi yang ada pada kedua ruas
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– + 3 SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+ + 6e–
Na2Cr2O7 + 8HI + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+
Na2Cr2O7 + 8HI + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+
- Pada langkah ini tidak diperlukan penambahan ion H+ atau OH- karena reaksi di atas termasuk reaksi yang telah lengkap, jadi secara otomatis atom H dan OH akan sama (biasanya akan begitu, seperti reaksi ini). Penerapannya coba lihat contoh 2.
- Jika terdapat spesi H+ dan OH- dalam satu ruas dapat di konversi menjadi H2O dan spesi yang sama digabungkan.
Na2Cr2O7 + 8HI + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6H2O + 3SnI4
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O + 3SnI4
Jadi hasil penyetaraannya adalah:Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6H2O + 3SnI4
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O + 3SnI4
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O + 3SnI4
Contoh 2. Setarakan reaksi berikut :
Bi2O3 + ClO–→ BiO3– + Cl–
- Pemecahan menjadi setengah reaksi:
Bi2O3 → BiO3–
ClO– → Cl–
ClO– → Cl–
- Menyamakan jumlah atom selain O dan H:
Bi2O3 → 2BiO3–
ClO– → Cl–
ClO– → Cl–
- Menyamakan jumlah atom O dengan menambahkan OH- dan menyamakan H dengan menambahkan H+ serta muatan:
Reaksi Oksidasi: Bi2O3 + 3OH– → 2BiO3– + 3H+
Reaksi Reduksi: ClO– + H+ → Cl–+ OH–
Reaksi Reduksi: ClO– + H+ → Cl–+ OH–
- Menyamakan jumlah muatan dengan menambahkan e– dan menyamakan elektron yang dilepas dan yang diterima dengan mengalikan ruas dengan bilangan bulat yang sesuai:
|x1| Bi2O3 + 3OH– → 2BiO3– + 3H+ + 4e–
|x2| ClO– + H+ + 2e– → Cl–+ OH–
|x2| ClO– + H+ + 2e– → Cl–+ OH–
- Menjumlahkan semua spesi yang ada di setiap ruas dengan membandingkan ruas kiri dan kanan:
Bi2O3 + 3OH– → 2BiO3– + 3H+ + 4e–
2ClO– + 2H+ + 4e– → 2Cl–+ 2OH– +
========================================================
Bi2O3 + 3OH– + 2ClO– + 2H+ + 4e– → 2BiO3– + 3H+ + 2Cl– + 2OH– + 4e–
2ClO– + 2H+ + 4e– → 2Cl–+ 2OH– +
========================================================
Bi2O3 + 3OH– + 2ClO– + 2H+ + 4e– → 2BiO3– + 3H+ + 2Cl– + 2OH– + 4e–
- Hilangkan setiap ruas jika dijumpai spesi yang sama, biasanya berupa e– dan ion H+ atau ion OH- :
Bi2O3 + 3OH– + 2ClO– + 2H+ + 4e– → 2BiO3– + 3H+ + 2Cl– + 2OH– + 4e–
Bi2O3 + OH– + 2ClO– → 2BiO3– + H+ + 2Cl–
Bi2O3 + OH– + 2ClO– → 2BiO3– + H+ + 2Cl–
- Reaksi dalam suasana asam atau basa?
Asam….Jika reaksi berlangsung dalam suasan ASAM maka perlu menambahkan sejumlah H+ pada kedua ruas untuk menetralkan OH– :
Bi2O3 + OH– + 2ClO– + H+ → 2BiO3– + H+ + 2Cl–+ H+
Bi2O3 + 2ClO– + H2O → 2BiO3– + 2Cl– + 2H+
Bi2O3 + 2ClO– + H2O → 2BiO3– + 2Cl– + 2H+
Basa…. Jika reaksi berlangsung dalam suasan BASA maka perlu menambahkan sejumlah OH– pada kedua ruas untuk menetralkan H+ :
Bi2O3 + OH– + 2ClO– + OH– → 2BiO3– + H+ + 2Cl– + OH–
Bi2O3 + 2ClO– + 2OH– → 2BiO3– + 2Cl– + H2O
Bi2O3 + 2ClO– + 2OH– → 2BiO3– + 2Cl– + H2O
Reaksi Redoks
Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan
reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pengertian
reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai dengan perkembangan
ilmu kimia. Reaksi reduksi dan reaksi oksidasi banyak terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari
alkohol, peristiwa pemecahan glukosa di dalam tubuh, perkaratan besi,
dan lain-lainnya.
Pengertian Reaksi Redoks
Pada awalnya konsep reduksi dan oksidasi
(redoks) terbatas pada reaksi yang melibatkan pelepasan dan pengikatan
oksigen. Reaksi okseidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu
zat.
Contoh:
C(s) + O2(g) → CO2(g)
H2(g) + O2(g) → H2O(l)
2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)
Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat.
Contoh:
HgO(s) → Hg(l) + O2(g)
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
Tinjauan reaksi reduksi dan oksidasi
berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen ternyata kurang universal
(luas) karena reaksi kimia tidak hanya melibatkan oksigen saja.
Misalnya, reaksi kimia antara gas klorin dan logam natrium membentuk
natrium klorida.
Na(s) + ½Cl2(g) → NaCl(s)
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi
selanjutnya dijelaskan dengan menggunakan konsep perpindahan (transfer)
elektron. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi
adalah reaksi pengikatan elektron. Dengan menggunakan konsep tersebut,
maka dapat dijelaskan terjadinya reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada
reaksi antara gas klorin dengan logam natrium sebagai berikut.
Na(s) + ½ Cl2(g) → NaCl(s)
Dalam reaksi itu terdapat 2 peristiwa, yaitu:
Na(s) → NA+(s) + e- ……… (oksidasi)
½ Cl2 + e- → Cl- ……… (reduksi)
Berdasrkan konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa peristiwa reaksi oksidasi reduksi terjadi secara bersamaan.
Reaksi transfer elektron terjadi pada
senyawa-senyawa yang berikatan ion. Ion positif terbentuk karena suatu
atom melepas elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena suatu
atom mengikat elektron. Oleh karena itu, konsep reaksi redoks yang
didasrkan pada perpindahan (transfer) elektron cukup memuaskan untuk
menjelaskan reaksi-reaksi pembentukkan senyawa ion.
Bilangan Oksidasi dan Reaksi Redoks
Konsep reaksi redoks yang lebih universal
untuk menjelaskan reaksi yang melibatkan senyawa kovalen adalah konsep
reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
Reaksi redoks yang sukar dijelaskan
dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat dengan mudah dijelaskan
menggunakan konsep bilangan oksidai.
Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi
suatu unsur merupakan bilangan bulat positif atau negatif yang diberikan
kepada suatu unsur dalam membentuk senyawa. Bilangan oksidasi suatu
unsur ditentukan dengan memeperhatikan hal-hal berikut.
a) Senyawa ion
Bilangan oksidasi unsur pada ion monoatomik merupakan muatan riil dari ion-ion senyawa tersebut.
Contoh:
Senyawa NaCl, terbentuk dari ion Na+ dan
Cl-, maka bilangan oksidasi atom Na dalam NaCl adalah +1, dan bilangan
oksidasi Cl adalah -1.
b) Senyawa kovalen
Hal yang perlu diperhatikan pada
penentuan bilangan oksidasi dalam senyawa kovalen adalah harga skala
keelektronegatifan dari masing-masing atom penyusunnya.
Atom-atom unsur yang mempunyai harga
skala keelektronegatifan lebih tinggi menunjukkan bahwa daya tarik atom
tersebut terhadap pasangan elektron ikatan lebih kuat. Oleh karena lebih
kuat menarik pasangan elektron, maka seakan-akan menjadi bermuatan
negatif, dan karena itu bilangan oksidasinya diberi angka negatif.
Atom-atom yang mempnyai harga keelektronegatifan lebih rendah diberi
bilangan oksidasi positif.
Contoh:
Senyawa HCl terbentuk dari atom hidrogen
(keelektronegatifan H = 2,0) dan atom klorin (keelektronegatifan Cl =
3,0) dengan menggunakan pasangan elektron bersama. Pasangan elektron
bersama ini lebih tertarik kepada atom Cl, maka atom klorin diberi
bilangan oksidasi -1, sedangkan atom hidrogen diberi bilangan oksidasi
+1.
Penentuan bilangan oksidasi
Untuk menentukan bilangan oksidasi suatau atom dalam suatu senyawa dapat dipergunakan beberapa ketentuan berikut ini.
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (tidak bersenyawa) adalah 0 (nol).
2. Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa adalah 0 (nol).
3. Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu ion poliatomik sama dengan muatan ion tersebut.
4. Unsur-unsur tertentu dalam membentuk senyawa mempunyai bilangan oksidasi tertentu, misalnya:
- Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +1.
- Atom-atom golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +2.
- Atom-atom golongan IIIA (B, Al, dan Ga) dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +3.
- Atom hidrogen (H) dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan oksidasi +1, kecuali dalam hidrida logam. Hidrida logam adalah senyawa yang terbentuk dari unsur logam dan hidrogen. Pada hidrida logam, seperti LiH, NaH, CaH2, MgH2, dan AlH3, atom hidrogen diberi bilangan ksidasi -1.
- Atom oksigen (O) di dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa peroksida dan OF2.
Pada peroksida, seperti H2O2, Na2O, dan
BaO, atom oksigen diberi bilangan oksidasi -1, sedangkan pada OF2 diberi
bilangan oksidasi +2
Konsep reaksi redoks berdasarkan bilangan oksidasi
Dengan menggunakan konsep bilangan
oksidasi, maka suatu reaksi yang rumit dapat diketahui zat mana yang
mengalami reduksi dan oksidasi.
Contoh:
Reaksi : CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g)
Menurut konsep oksigen pada reaksi diatas, terdapat dua reaksi, yaitu:
Reaksi reduksi : CuO → Cu
Reaksi oksidasi : H2 → H2O
Bila dihitung bilangan oksidasinya, maka
Reaksi reduksi : CuO → Cu
(Bilangan oksidasi Cu pada CuO = +2 dan pada Cu = 0)
Reaksi oksidasi : H2 → H2O
(Bilangan oksidasi H pada H2 = 0 dan pada H2O = +1)
Dari contoh reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang
disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi
yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi umumnya terjadi secara bersamaan dalam satu reaksi, maka
kemudian disebut reaksi redoks.
Pengoksidasi dan Pereduksi
Dalam reaksi redoks terdapat zat-zat yang
bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan pengoksidasi (oksidator).
Pereduksi atau reduktor adalah zat yang dalam reaksi redoks tersebut
menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Dalam hal ini pereduksi
mengalami oksidasi. Pengoksidasi atau oksidator adalah zat yang dalam
reaksi redoks tersebut menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Dalam
hal ini pengoksidasi mengalami reduksi.
Dalam reaksi di atas, Fe bertindak
sebagai pereduksi dan HCl sebagai pengoksidasi, sedangkan FeCl2
merupakan hasil oksidasi dan gas H2 hasil reduksi. Atom klorin dalam
reaksi ini tidak mengalami oksidasi maupun redukasi.
Apabila dalam reaksi tersebut zat mengoksidasi atau meredukasi dirinya sendiri maka peristiwanya disebut reaksi otoredoksi
Tata Nama Senyawa
Salah satu manfaat bilangan oksidasi
adalah untuk memberikan nama suatu senyawa yang bisa membentuk beberapa
senyawa dengan unsur lain. Sebagai contoh, besi dapat membentuk dua
macam senyawa dengan oksigen, yaitu FeO dan Fe2O3. Untuk pemberian nama
kedua senyawa tersebut kakan mengalami kesulitan bila tidak
memperhatikan bilangan oksidasinya, sebab keduanya merupakan senyawa
yang bernama oksida. Untuk mengatasi hal tersebut bilangan oksidasi besi
dicantumkan dalam pemberian nama sehingga mudah dibedakan. Kedua nama
senyawa tersebut, yaitu:
FeO : besi (II) oksida
Fe2O3 : besi (III) oksida
Jadi untuk unsur logam yang dapat
membentuk senyawa dengan lebih dari satu bilangan oksidasi, maka pada
penamaan bilangan oksidasinya disertakan setelah nama logam tersebut dan
diletakkan dalam tanda kurung ()
Titik didih dan titik beku larutan (KIMIA XII SMA/MA)
Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku
Saturday, February 22nd 2014. | rumus kimia
advertisement
Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik
Beku – Mari sobat kita lanjutkan materi kita tentang sifat koligatif
larutan. Pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang penurunan tekanan uap.
Sekarang kita akan bercerita panjang lebar tentang sifat koligatif
larutan Kenaikan titik didih dan Penurunan Titik Beku. Kita akan belajar
tentang kedua sifat tersebut berikut rumus dan contoh soalnya.
Kenaikan Titik Didih Larutan
Coba sobat renungkan, ketika sobat
merebus air murni dan merebus air gula, kira-kira akan lebih cepat
mendidih air murni atau air gula? Jawabannya adalah air gula. Buat yang
belum percaya silahkan dipraktekan dirumah. Semakin banyak jumlah gula
yang terlarut maka akan lebih lama mendidihnya. Pada peristiwa tersebut
terjadi kenaikan titik didih larutan. Sama seperti penurunan tekanan uap
larutan yang merupakan fungsi konsentrasi dari partikel zat
terlarut. Ia tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Kenaikan titik
didih juga demikian. Pada larutan encer, kenaikan titik didi larutan
(ΔTb) sama dengan molalitas (m) larutan yang mengandung pertikel zat
terlarut (nonvolatil) dikalikan dengan tetapan kenaikan titik didih
molal (Kb). Kenaikan titik didih ini dirumuskan:
ΔTb = Tb – Tbo = m KbKeterangan
ΔTb = kenaikan titik didih larutan
Tb = titik didih larutan
Tbo = titik didih pelarut murni
m = molalitas
Kf = tetapan kenaikan titik didih molal (oC kg mol-1)
molalitas adalah jumlah mol terlarut perkilogram pelarut, dapat sobat cari dengan m = mol zat terlarut / kg pelarut
nilai molalitas hanya tergantung pada jumlah mol zat terlarut dan massa pelarut, ia tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Penurunan Titik Beku larutan
Di beberapa negara yang mengalami musin
dingin (musim salju) seperti kanada, inggris, amerika, dan beberapa
negara subtropis, ternyata disana garam banyak digunakan untuk
mencairkan jalan-jalan yang beku. Apa sebabnya? Ini adalah akibat dari
salah satu sifat koligatif larutan penurunan titik beku. Coba sobat
perhatikan ilustrasi di bawah ini:
(a). Pada bejana a terdapat pelarut
murni dan padatan pelarut murni yang timbul akibat proses pendinginan.
Ada kesimbangan pada kedua wujud pelarut murni tersebut. Molekul pelarut
murni dalam wujud cair maupun pada dapat bergabung dengan mudah.
(b). Pada saat dalam pelarut murni telah ditambahkan zat terlarut X
akan menyebabkan proses perubahan wujud dari cair ke padat tidak akan
seefektif pada pelarut murni karena terhalang oleh molekul zat terlarut
X. Kesetimbangan akan bergerser ke wuwjud cairan. Jadi ketika sobat
ingin membekukan larutan tersebut diperlukan suhu yang lebih rendah.
Jadi terjadi penurunan titik beku jika dibandingkan dengan titik beku
pelarut murni. Berapa penurunan titik beku ini? Sama seperti pada
kenaikan titik didih larutan, penurunan titik beku (ΔTf) sama dengan perkalian antara molalitas (m) dengan tetapan penurunan titik beku molal (Kf)
ΔTf = Tfo – Tf = m KfKeterangan
ΔTf = kenaikan titik didih larutan
Tf = titik beku larutan
Tfo = titik beku pelarut murni
m = molalitas
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC kg mol-1)
Contoh Soal
Sebanyak 0, 6 gram urea, CO(NH2)2 sobat larutkan ke dalam 40 gram air. Jika larutan tersebut kita anggap idela, tentukan berapa titik didih dan titik beku larutan. Diketahui Kb H2O = 0,512 oC kg mol-1 dan Kf H2O = 1,86 oC kg mol-1Jawaban
Mr dari urea CO(NH2)2 = 60 gram (C = 12, N = 14, H = 1, C = 12)
Jumlah mol zat terlarut = 0,6/6 = 0,1
molalitas = 0,1 / (4 x 10-2) = 2,5
Titik Didih Larutan
Kenaikan titik didih(ΔTb) = m Kb = 2,5 x 0,512 = 1,28 oCTitik didih = 100 + 1,28 = 101,28 oC
Titik Beku Larutan
Penurunan titik beku (ΔTf) = Tfo – Tf = m Kf = 2,5 x 1,86 = 4,65Titik beku = 0 – 4,65 = -4,65 oC
Tekanan Osmosis Larutan (KIMIA XII SMA/MA)
Tekanan osmosis larutan
molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan konsentrasi antara
dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.
Peristiwa osmosis
Keterangan:
A = larutan gula
B = selaput semipermeabel
C = air
Perhatikan peristiwa osmosis pada gambar diatas . Gambar tersebut menunjukkan osmometer yang diisi larutan gula, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia
yang berisi air, ternyata permukaan larutan gula pada osmometer naik. Akan tetapi, jika di atas torak diberi beban tertentu, maka aliran air ke dalam osmometer dapat dicegah.
Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang mengalir melalui selaput semipermeabel ke dalam larutan disebut tekanan osmosis larutan.
Pengimbangan tekanan osmosis
Keterangan:
A = larutan gula
B = selaput semipermeabel
C = air
Hubungan tekanan osmosis dengan kemolaran larutan oleh Van’t Hoff dapat dirumuskan sebagai berikut.
π = MRT
Keterangan:
π = tekanan osmosis (atm)
M = molaritas (mol/liter)
T = suhu mutlak (K)
R = ketetapan gas (0,082) L.atm.mol–1K–1
Hukum Van’t Hoff ini hanya berlaku pada larutan nonelektrolit.
Contoh soal:
1. Tentukan tekanan osmosis larutan C12H22O11
0,01 M pada suhu 25 °C?
Jawab:
π = MRT
= 0,01 × 0,082 × 298 = 0,24 atm
2. Satu liter larutan mengandung 45 gram zat X. Pada
suhu 27 °C, larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis
3,24 atm. Tentukan massa molekul relatif zat
tersebut!
Jawab
T= 27 °C= 27 + 273= 300 Kelvin
π = MRT =(gram/Mr):liter x RT
3,24=(gram/Mr):liter x 0,082 L.atm.mol–1K–1 × 300 K
3,24 = 45 gram/Mr ×0,082 L.atm.mol−1K−1 × 300 K
Mr = 45×0,082×300 :3,24
= 341,66
soal-soal UTS KIMIA XII SMA/MA
1. Bila 4 gram natrium hidroksida, NaOH dilarutkan dalam 900 gram air, tentukan besar penurunan tekanan
uap air yang terjadi !!!
Diketahui tekanan uap air pada kondisi tersebut 360 mmHg, Ar Na=40, O=16, H=1.
2. Bila 6 gram urea, CO(NH2)2 dilarutkan dalam air 1000 gram, tentukan besar
titik didih dan titik beku larutannya !!!
Diketahui Kb H2O = 0,512 oC kg mol-1 dan Kf H2O = 1,86 oC kg mol-1,
Ar C=12, N=14, O=16, H=1.
3. Tekanan osmosis 17 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter larutan pada suhu 27oC adalah 1,5 atm.
Tentukan massa molekul relatif zat tersebut !
4. Diketahui nilai potensial reduksi standar berikut :
Na+(aq) + e- → Na(s) Eo = - 2,713 volt
Ca2+(aq) + 2e- → Ca(s) Eo = - 2,84 volt
Tentukan logam yang kalah dan logam yang menang bila keduanya terjadi terhubung (contact body) !
5. Diketahui dua elektrode sebagai berikut,
Mg2+(aq) + 2e- → Mg(s) Eo = - 2,24 volt
Fe2+(aq) + 2e- → Fe(s) Eo = - 0,44 volt
Tuliskan persamaan reaksi yang reaksinya terjadi secara spontan, hitunglah harga Eo selnya !
6. Diketahui dual elektrode sebagai berikut,
Ag+(aq) + e- → Ag(s) Eo = + 0,80 volt
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s) Eo = + 0,34 volt
Tuliskan notasi sel dari reaksi yang terjadi secara tidak spontan, hitunglah harga Eo selnya !
7. Tuliskan deskripsi perbedaan antara sel Volta dengan sel Elektrolisis !
8. Pada elektrolisis larutan NaCl, tentukan,
a) reaksi yang terjadi pada Katoda
b) reaksi yang terjadi pada Anoda
Diketahui nilai potensial reduksi standar berikut,
Na+(aq) + e- → Na(s) Eo = - 2,713 volt
Cl2(g) + 2e- → 2Cl- (aq) Eo = + 1,358 volt
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l) Eo = + 1,229 volt
2H2O +2e-(l) → 2OH -(aq) + H2 Eo = - 0,83 volt
9. Dari elektrolisis larutan NaCl, tuliskan notasi sel-nya dan harga Eo selnya !
10. Dari elektrolisis garam NaCl cair, tuliskan reaksi sel-nya dan harga Eo selnya !
uap air yang terjadi !!!
Diketahui tekanan uap air pada kondisi tersebut 360 mmHg, Ar Na=40, O=16, H=1.
2. Bila 6 gram urea, CO(NH2)2 dilarutkan dalam air 1000 gram, tentukan besar
titik didih dan titik beku larutannya !!!
Diketahui Kb H2O = 0,512 oC kg mol-1 dan Kf H2O = 1,86 oC kg mol-1,
Ar C=12, N=14, O=16, H=1.
3. Tekanan osmosis 17 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter larutan pada suhu 27oC adalah 1,5 atm.
Tentukan massa molekul relatif zat tersebut !
4. Diketahui nilai potensial reduksi standar berikut :
Na+(aq) + e- → Na(s) Eo = - 2,713 volt
Ca2+(aq) + 2e- → Ca(s) Eo = - 2,84 volt
Tentukan logam yang kalah dan logam yang menang bila keduanya terjadi terhubung (contact body) !
5. Diketahui dua elektrode sebagai berikut,
Mg2+(aq) + 2e- → Mg(s) Eo = - 2,24 volt
Fe2+(aq) + 2e- → Fe(s) Eo = - 0,44 volt
Tuliskan persamaan reaksi yang reaksinya terjadi secara spontan, hitunglah harga Eo selnya !
6. Diketahui dual elektrode sebagai berikut,
Ag+(aq) + e- → Ag(s) Eo = + 0,80 volt
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s) Eo = + 0,34 volt
Tuliskan notasi sel dari reaksi yang terjadi secara tidak spontan, hitunglah harga Eo selnya !
7. Tuliskan deskripsi perbedaan antara sel Volta dengan sel Elektrolisis !
8. Pada elektrolisis larutan NaCl, tentukan,
a) reaksi yang terjadi pada Katoda
b) reaksi yang terjadi pada Anoda
Diketahui nilai potensial reduksi standar berikut,
Na+(aq) + e- → Na(s) Eo = - 2,713 volt
Cl2(g) + 2e- → 2Cl- (aq) Eo = + 1,358 volt
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l) Eo = + 1,229 volt
2H2O +2e-(l) → 2OH -(aq) + H2 Eo = - 0,83 volt
9. Dari elektrolisis larutan NaCl, tuliskan notasi sel-nya dan harga Eo selnya !
10. Dari elektrolisis garam NaCl cair, tuliskan reaksi sel-nya dan harga Eo selnya !
Langganan:
Komentar (Atom)