Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku
advertisement
Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik
Beku – Mari sobat kita lanjutkan materi kita tentang sifat koligatif
larutan. Pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang penurunan tekanan uap.
Sekarang kita akan bercerita panjang lebar tentang sifat koligatif
larutan Kenaikan titik didih dan Penurunan Titik Beku. Kita akan belajar
tentang kedua sifat tersebut berikut rumus dan contoh soalnya.
Kenaikan Titik Didih Larutan
Coba sobat renungkan, ketika sobat
merebus air murni dan merebus air gula, kira-kira akan lebih cepat
mendidih air murni atau air gula? Jawabannya adalah air gula. Buat yang
belum percaya silahkan dipraktekan dirumah. Semakin banyak jumlah gula
yang terlarut maka akan lebih lama mendidihnya. Pada peristiwa tersebut
terjadi kenaikan titik didih larutan. Sama seperti penurunan tekanan uap
larutan yang merupakan fungsi konsentrasi dari partikel zat
terlarut. Ia tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Kenaikan titik
didih juga demikian. Pada larutan encer, kenaikan titik didi larutan
(ΔTb) sama dengan molalitas (m) larutan yang mengandung pertikel zat
terlarut (nonvolatil) dikalikan dengan tetapan kenaikan titik didih
molal (Kb). Kenaikan titik didih ini dirumuskan:
ΔTb = Tb – Tbo = m KbKeterangan
ΔTb = kenaikan titik didih larutan
Tb = titik didih larutan
Tbo = titik didih pelarut murni
m = molalitas
Kf = tetapan kenaikan titik didih molal (oC kg mol-1)
molalitas adalah jumlah mol terlarut perkilogram pelarut, dapat sobat cari dengan m = mol zat terlarut / kg pelarut
nilai molalitas hanya tergantung pada jumlah mol zat terlarut dan massa pelarut, ia tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Penurunan Titik Beku larutan
Di beberapa negara yang mengalami musin
dingin (musim salju) seperti kanada, inggris, amerika, dan beberapa
negara subtropis, ternyata disana garam banyak digunakan untuk
mencairkan jalan-jalan yang beku. Apa sebabnya? Ini adalah akibat dari
salah satu sifat koligatif larutan penurunan titik beku. Coba sobat
perhatikan ilustrasi di bawah ini:
(a). Pada bejana a terdapat pelarut
murni dan padatan pelarut murni yang timbul akibat proses pendinginan.
Ada kesimbangan pada kedua wujud pelarut murni tersebut. Molekul pelarut
murni dalam wujud cair maupun pada dapat bergabung dengan mudah.
(b). Pada saat dalam pelarut murni telah ditambahkan zat terlarut X
akan menyebabkan proses perubahan wujud dari cair ke padat tidak akan
seefektif pada pelarut murni karena terhalang oleh molekul zat terlarut
X. Kesetimbangan akan bergerser ke wuwjud cairan. Jadi ketika sobat
ingin membekukan larutan tersebut diperlukan suhu yang lebih rendah.
Jadi terjadi penurunan titik beku jika dibandingkan dengan titik beku
pelarut murni. Berapa penurunan titik beku ini? Sama seperti pada
kenaikan titik didih larutan, penurunan titik beku (ΔTf) sama dengan perkalian antara molalitas (m) dengan tetapan penurunan titik beku molal (Kf)
ΔTf = Tfo – Tf = m KfKeterangan
ΔTf = kenaikan titik didih larutan
Tf = titik beku larutan
Tfo = titik beku pelarut murni
m = molalitas
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC kg mol-1)
Contoh Soal
Sebanyak 0, 6 gram urea, CO(NH2)2 sobat larutkan ke dalam 40 gram air. Jika larutan tersebut kita anggap idela, tentukan berapa titik didih dan titik beku larutan. Diketahui Kb H2O = 0,512 oC kg mol-1 dan Kf H2O = 1,86 oC kg mol-1Jawaban
Mr dari urea CO(NH2)2 = 60 gram (C = 12, N = 14, H = 1, C = 12)
Jumlah mol zat terlarut = 0,6/6 = 0,1
molalitas = 0,1 / (4 x 10-2) = 2,5
Titik Didih Larutan
Kenaikan titik didih(ΔTb) = m Kb = 2,5 x 0,512 = 1,28 oCTitik didih = 100 + 1,28 = 101,28 oC
Titik Beku Larutan
Penurunan titik beku (ΔTf) = Tfo – Tf = m Kf = 2,5 x 1,86 = 4,65Titik beku = 0 – 4,65 = -4,65 oC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar